top of page
  • Instagram
  • YouTube

Wanita Masa kiniApakah Menyalahi Kodrat?

  • Gambar penulis: bem ibs
    bem ibs
  • 29 Jun 2020
  • 4 menit membaca

Sering kali kita mendengar bahwa kodrat dari seorang perempuan adalah menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui, dan mengurus pekerjaan domestik termasuk melayani suami dan mengurus anak. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kodrat? Kita harus memahami dengan benar arti kata kodrat sebelum merasa bebas menggunakannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kodrat berarti (1) kekuasan (Tuhan): contohnya, manusia tidak mampu menentang kodrat atas dirinya sebagai makhluk hidup; (2) hukum (alam): contohnya, benih itu tumbuh menurut kodratnya; (3) sifat asli, sifat bawaan: contohnya, bersikap dan bertindak sesuai dengan kodrat alami. Banyak orang yang menyetujui bahwa kodrat wanita adalah yang telah disebutkan pada paragraph pertama. Karena kodrat tersebut, pandangan masyarakat mengenai wanita menjadi tidak adil. Pandangan masyarakat terdahulu, seorang gadis tidak perlu mengenyam pendidikan, karena akan sia-sia yang akhirnya hanya menjalani kodratnya dan tidak banyak bisa melakukan sesuatu. Sehingga, tidak sedikit orang tua yang tidak mengizinkan anak gadis mereka untuk mengenyam pendidikan. Padahal madrasah pertama dan guru utama yang dimiliki seorang anak adalah ibu, tetapi kebanyakan orang tidak memahami. Sebagian besar wanita masa kini memiliki ambisi sangat tinggi akan kesuksesan karir, bagi sebagian wanita hal ini dapat memicu ketidakpedulian untuk menikah dan melanjutkan keturunan. Pandangan yang dianut sebagian besar wanita masa kini adalah menikah hanya menjadi beban dan menyulitkan diri sehingga akan dikhawatirkan akan menghalangi terwujudnya impian mereka untuk menjadi yang terdepan. Bagi mereka definisi wanita sempurna adalah wanita yang dapat bersaing dengan para pria dan memiliki kedudukan tinggi dalam pekerjaan. Sementara itu wanita memilih menikah setelah selesai mengenyam pendidikan. Wanita yang seperti ini memegang prinsip bahwa sekolah pertama dan guru utama seorang anak adalah ibu. Maka, sebelum menikah mereka mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Dan juga menganggap, wanita sempurna adalah wanita yang meluangkan waktunya hanya untuk menjalankan kodratnya. Mengurus urusan domestik rumah tangga, melayani suami, dan mencerdaskan keturunan.


Dewasa ini, sebagian besar wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga dan tetap memiliki karir sukses. Bagi mereka, menikah tidak akan menghambat kesuksesan karir. Mereka cerdas menyeimbangkan antara karir dan keluarga. Kecerdasan itu terbentuk dari kemandirian yang telah dimiliki. Sebagian besar wanita masa kini memiliki kemandirian yang tinggi. Semandiri apapun manusia, sebagai makhluk sosial seorang manusia akan tetap saling bergantung dengan manusia lainnya. Bisa saja saat muda mereka merasa tidak membutuhkan orang lain, tetapi saat menua dan melemah disaat itulah mereka sadar bahwa kemandirian dan kekuatan mereka tidak selamanya baik. Sebab itulah, mereka menikah dan tetap berkarir. Saat ini, yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah wanita yang sepenuhnya memenuhi kodrat dan tidak mengejar karir dapat dikatakan wanita sempurna? Apakah wanita yang menikah dan tetap mempertahankan karirnya akan menyalahi kodratnya? Apakah wanita yang hanya mengejar karir akan menyalahi kodrat? bawahsanya, wanita diberi kebebasan dalam memilih, wanita yang memilih menjalani kodrat alami dianggap sempurna sedangkan wanita yang memilih untuk tidak menjalani salah satu atau dua kodrat bukan berarti dia wanita yang tidak sempurna. Memilih menjadi Ibu rumah tangga penuh waktu atau wanita yang menikah tetap mempertahankan karir tetap menjadi wanita sempurna dengan caranya sendiri. Kesempurnaan itu dapat diraih jika wanita diberi kebebasan dalam memilih dan dukungan penuh dari lingkungannya, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membulatkan prinsip yang telah dianut. Contoh yang bisa kita ambil dari salah satu kisah dari seorang ibu berusia 60 tahun. Cerita ini diambil dari (https://mojok.co) ā€œSaya dihubungi kakak saya lewat whatsapp agar segera pulang. Meninggalkan pekerjaan saya sebagai Pekerja Teks Komersial di tanah rantau lalu menjadi perempuan baik- baik di kampung halaman. Mestinya saya kerja di kampung halaman, menyudahi mimpi- mimpi saya yang tidak terlihat kemajuannya, menjadi seperti orang biasa saja. Saya juga tahu bahwa perdebatan kami akan sia-sia, sebab standar kesenangan, kesuksesan, dan hidup ideal bagi saya dan kakak juga sudah berbeda. Bagi dia, standar hidup dan target saya ramashok. Begitu juga sebaliknya. Perempuan adalah pendidikan pertama bagi anak-anaknya, memang ungkapan yang benar.


Tetapi, apakah harus diikuti dengan nganggur dan momong anak saja di rumah? Lalu jika bekerja di luar rumah dianggap menyalahi kodratnya? Yabelum tentu, tergantung kondisi keluarga bagaimana. Kecuali, memang prinsipnya dan secara ekonomi sudah mapan tanpa si perempuan harus bekerja. Itu pilihan masing-masing. Tapi tidak perlu mengajak orang lain untuk memilih pilihannya dan menyalahkan perempuan yang bekerjaā€.

Dari penjelasan singkat seorang ibu 60 tahun tersebut, dapat kita tarik benang merahnya bahwa standar sempurna perempuan tidak bisa disamakan hanya karena harus mengikuti lingkungan sekitar. Masing-masing orang harus dibebaskan memilih jalan hidup sesuai keinginan mereka, setiap orang memiliki nasib yang berbeda untuk itu pilihan hidup mereka tidak dapat disamaratakan seperti halnya perspektif orang tentang standar wanita sempurna yang memang memiliki definisi yang berbeda.

Hak untuk melahirkan dan tidak biarlah menjadi pilihan. Ada perempuan yang ingin mempunyai anak tetapi tidak bisa karena fakor kesehatan. Apakah itu disebut menyalahi kodrat juga? Sebenarnya kata menyalahi kodrat seolah-olah bermakna men- judge tetapi membawa seolah-olah wanita yang salah dalam hal ini apabila tidak mengikuti kodrat yang telah diberikan olehnya. Di Indonesia, diadakan Pergerakan Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan untuk melindungi kebebasan seorang wanita salah satunya bebas mendefinisikan standar wanita sempurna ala mereka sendiri. Pada hakikatnya, perempuan merupakan makhluk hidup yang dilahirkan sempurna baik jasmani dan rohaninya. Dengan demikian, kesempurnaan merupakan hal yang subjektif. Semua perempuan sama dan seimbang. Tidak ada yang cacat dan tidak ada lebih rendah. Semua perempuan dimata Tuhan sempurna dan utuh. Kesempurnaan didapat dengan memaknai diri sendiri dan mencintai apa yang sudah dipilih. Perempuan adalah makhluk yang bijak dan dapat berpikir logis, maka dari itu kita sebagai sesama perempuan menjunjung tinggi kebebasan untuk memilih apa yang menjadi faktor yang

mendukung kesempurnaan tersebut.

Ā 
Ā 
Ā 

Commentaires


BEM IBS

Jalan Kemang Raya No.35, RT.7/RW.1, Bangka, Mampang Prapatan, RT.6/RW.1, Bangka, Kec. Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730

​

bem.ibs@ibs.ac.id

​

  • Instagram
  • YouTube

Ada Keperluan? Hubungi Kami Melalui

Thanks for submitting!

© 2023 by STEM Camp. Proudly created with Wix.com

bottom of page