top of page
  • Instagram
  • YouTube

MembumikanKartini di Jiwa Milenial

  • Gambar penulis: bem ibs
    bem ibs
  • 29 Jun 2020
  • 5 menit membaca

Akhir abad 19, lahir dan berdiri seorang R.A Kartini. Dalam darahnya sudah mengalir dan tertanam menjadi seorang perempuan yang istimewa. Istimewa dalam raga dan logika. Mendorong hak perempuan adalah salah satu tujuan mengapa ia mengabdi, mencurahkan, dan merintihkan air mata untuk kaum pribumi. Dari situlah Kartini membuka jalan untuk para perempuan agar tumbuh dan berkembang selayaknya mereka. Kartini pun merasa jengah atas perlakuan budaya patriarki bahwa perempuan merupakan makhluk kelas kedua, tanpa ada alasan kecuali laki-laki lebih tangguh. Sungguh ironis bahwa ketangguhan merupakan sebuah tolak ukur sebagai manusia di zamannya. Hingga akhirnya Kartini merubah bahwa pendidikanlah yang seharusnya dijadikan tolak ukur dalam hidup. Ia merasa pendidikan yang layak pun masih diutamakan untuk kalangan bangsawan dan ras Eropa. Upaya Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan pada masa nya adalah sekolah gratis untuk gadis Jepara dan Rembang. Seorang Kartini pun juga belum tentu menjejakan kaki di Sekolah Tinggi, melainkan hanya lulusan Sekolah tingkat dasar, dari situ ia mulai menyadari betapa tertinggalnya perempuan Indonesia dengan perempuan bangsa lain. Ia pun tetap berusaha menempuh pendidikan untuk jenjang lebih tinggi, berhasil mendapat beasiswa tetapi sekali lagi pada zaman itu seorang perempuan harus menjalankan kodratnya yaitu menikah dan melahirkan. Cita-cita nya kembali menjadi abu dan tinggal kenangan, hal ini memperlihatkan bagaimana perempuan pada masa penjajahan mempunyai ruang gerak yang sedikit. Tidak pula disematkan, bahwa perempuan akhir abad 19 tidak punya kebebasan memilih jalan hidupnya. Seperti untuk memperoleh kekuasaan dalam berpendidikan sampai menentukan pilihan dalam pasangan hidupnya. Berkaca dalam perjuangan Kartini dalam memajukan peradaban perempuan Indonesia. Dalam konteks ini perjuangan Kartini tidak pernah lepas dari semangat yang membara, begitupun dengan kita yaitu generasi milenial yang seharusnya menjabat untuk meneruskan perjuangan Kartini dalam memperoleh tujuan akhirnya yaitu mendorong hak perempuan seutuhnya. Baik dalam kebebasan memilih, berpendidikan, dan juga dapat bercita-cita setinggi mungkin untuk kelangsungan hidup sebagai perempuan. Perjuangan seorang Kartini tidak berhenti hanya sampai generasi orang tua kita, yang kita sebut generasi kolonial. Tetapi, harus tetap berlanjut dan tertanam dalam diri generasi milenial. Berbicara tentang milenial yang pertama ada dipikiran kita adalah generasi yang


identik dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Akan sangat mudah apabila menanamkan perjuangan Kartini di jiwa milenial dengan ikut menyesuaikan perkembangan arus digital saat ini. Dengan segala inovasinya saat ini, terutama para perempuan hebat yang ikut mendominasi media dengan segala prestasinya membuat kita semakin sadar bahwa perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan sangat berjasa terutama dalam bidang pendidikan. Perempuan milenial tanpa ragu mengasah minat dan bakat mereka dalam berbagai bidang dan percaya diri untuk menunjukkannya ke khalayak. Tidak hanya muncul sebagai peserta tapi juga muncul sebagai perempuan inspiratif pembangun bangsa dan penggerak generasi negeri. Kembali membicarakan milenial dengan segala komunikasi, media, dan teknologi digital yang sudah sangat maju memudahkan generasi milenial untuk melakukan segala hal terutama kecepatan penyampaian informasi baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Sehingga mudah bagi milenial untuk mencari informasi dan mencontoh para perempuan hebat yang telah bertindak nyata meneruskan perjuangan Kartini dan menjadi perempuan unggul yang tidak kalah hebat dibanding laki-laki. Tetapi, perlu ditegaskan bahwa Kartini memperjuangkan perempuan untuk mendapat hak mereka, bukan untuk bersaing dengan laki- laki, karena antara laki-laki dan perempuan memiliki peranan yang berbeda. Bila membicarakan pencapaian perempuan di era ini, sungguh banyak dan membanggakan. Namun, tidak sedikit juga milenial yang justru menyepelekan perjuangan Kartini. Sebagian orang menganggap itu kuno dan ketinggalan zaman. Padahal perilaku tersebut mencerminkan bahwa mereka telah melupakan dan menganggap remeh perjuangan seorang Kartini. Perjuangan yang dilakukan Kartini tampak sederhana, sehingga sebagian orang menyatakan bahwa merayakan Hari Kartini adalah kuno -tidak kekinian. Dalam perjuangannya, Kartini selalu menuangkan ide dan gagasan yang sangat maju jika dibandingkan dengan zamannya guna memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan. Bukankah pendidikan adalah hak dasar? Pendidikan dapat memberi banyak kesempatan dan harapan untuk semua orang. Tidak terkecuali kaum perempuan. Saat ini, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mengenyam pendidikan. Masing-masing memiliki potensi sama besar. Hari Kartini saat ini, mengharapkan generasi milenial tidak hanya terpaku pada teknologi saja. Naluri tergerak untuk melestarikan budaya tempo dulu yaitu tidak meninggalkan masa- masa peninggalan Kartini dan meneruskan perjuangannya dengan cara berbeda sesuai dengan zaman. Bisakah kamu menjadi seorang Kartini masa kini? Tentu bisa dan tidak perlu


memiliki segudang prestasi atau usaha yang luar biasa untuk menjadi Kartini masa kini, cukup biasakan hal-hal sederhana ini: 1. Merasa istimewa sebagai seorang perempuan Terpatri dalam hati bahwasanya Tuhan menciptakan perempuan sebagai makhluk yang pantas dicintai dan dihormati. Tuhan menciptakan sesosok hebat melalui rahim seorang perempuan dan didikan dari seorang perempuan yang membentuk seseorang menjadi hebat. Yakini dan percaya bahwa setiap perempuan bisa menjadi Kartini masa kini karena semua perempuan 'istimewa', termasuk kamu! 2. Tunjukkan integritas dirimu! Integritas adalah nilai dasar dalam membangun hubungan, kepercayaan, dan interpersonal yang baik. Orang yang menunjukkan integritas diri akan mudah dekat dengan orang lain, karena mereka dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak diragukan lagi, Ibu Kartini adalah seseorang yang berintegritas tinggi. 3. Jadilah cerdas dan berani Kartini adalah sosok perempuan cerdas dan berani. Ide dan gagasan yang dituangkannya lebih maju dari zamannya. Ia pun berani menyuarakan pendapatnya. Kartini masa kini harus memiliki sifat yang sama. Tuangkan semua ide dan gagasan yang mendiami benakmu. Sesuatu yang luar biasa dimulai dari hal sesederhana ini. 4. Selalu berpikir positif Seorang Kartini yang luar biasa selalu berpikir positif bahwa ia mampu menciptakan perubahan besar bagi kaumnya meski di zamannya hal itu sangat tidak mungkin. Kartini masa kini pun harus memiliki pribadi yang luar biasa. Memegang erat prinsip, meninggikan asa, dan yakin semua semoga akan terwujudkan meski orang lain berkata 'tidak'. 5. Peduli Tentunya seorang Kartini sangat peduli dengan sekitarnya. Andai ia mengabaikan sekitar, mungkin hingga saat ini kaum perempuan tidak bisa mengenyam pendidikan seperti kaum laki-laki. Dengan kepeduliannya ini ia menyadari bahwa kaum perempuan pada zamannya memiliki langkah sempit dan sangat ragu untuk meninggikan asa karena semua akan terasa sia-sia. Lalu, ia bertekad mengangkat derajat kaum perempuan agar setara dengan kaum laki-laki yang luas dalam melangkah dan tidak ragu meninggikan asa.


Kartini masa kini bisa melakukan perubahan dimulai dari yang paling sederhana yaitu rasa peduli. Menjadi seorang Kartini masa kini ternyata bisa dibiasakan dengan sesederhana itu. Bersyukur kita terlahir di era serba ada dan praktis jika dibandingkan dengan era Kartini. Dengan segala keterbatasan saat itu, Kartini tetap bisa menjadi sosok yang luar biasa hingga namanya harum dan dikenang semua zaman. Bagaimana dengan kita?

Terima kasih Ibu Kartini karena perjuanganmu semua perempuan bebas berekspresi dan percaya diri menekuni bidang yang dikuasai. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena seorang 'perempuan'. Ibu Kartini akan selalu menjadi inspirasi kaum perempuan Indonesia untuk memajukan kaumnya dan memajukan Indonesia dengan kegigihan, kecerdasan, dan keberanian.

Perayaan Hari Kartini tidak cukup dengan hanya mengucapkan ā€œSelamat Hari Kartiniā€ Sebagai perempuan Indonesia, kita patut menghargai, mengenang, dan meneruskan perjuangannya dengan cara berusaha menjadi ā€œKartini masa kiniā€.

Selamat Hari Kartini 2020

ā€œTahukah engkau semboyanku? ā€˜Aku mau!’ Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ā€˜Aku tiada dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ā€˜Aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung.ā€

– R.A Kartini.

Ā 
Ā 
Ā 

Comments


BEM IBS

Jalan Kemang Raya No.35, RT.7/RW.1, Bangka, Mampang Prapatan, RT.6/RW.1, Bangka, Kec. Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730

​

bem.ibs@ibs.ac.id

​

  • Instagram
  • YouTube

Ada Keperluan? Hubungi Kami Melalui

Thanks for submitting!

© 2023 by STEM Camp. Proudly created with Wix.com

bottom of page